787.
Dari Asma' binti Yazid al-Anshari radhiallahu 'anha, kata-nya:
|
"Lobang
tangan gamisnya Rasulullah s.a.w. itu sampai pada pergelangan
|
tangan."
|
Diriwayatkan
oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi
|
mengatakan
bahwa ini adalah Hadis hasan.
|
788.
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w.
|
"Barangsiapa
yang menarik bajunya - yakni melemberehkan sampai
|
menyentuh tanah, baik yang berupa baju, sarung dan
Iain-lain - karena maksud
|
kesombongan,
maka ia tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat -
|
maksudnya
tidak akan dilihat dengan rasa keridhaan dan kerahmatan."
|
Abu
Bakar lalu berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya sarungku itu
|
selalu
melembereh saja - karena kurusnya badan, kecuali kalau saya
|
membenarkan
lagi letaknya, misalnya dengan diikat keras-keras atau diangkat
|
ke
atas." Maksudnya, apakah diancam dengan tin-dakan sebagaimana di atas
itu.
|
Rasulullah
s.a.w. lalu menjawab: "Sesungguhnya anda tidak termasuk golongan
|
orang
yang melaku-kan semacam rtu dengan maksud kesombongan," jadi tidak
|
apa-apa
hukumnya.
|
Diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayat-kan
|
sebagiannya.
|
789.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
|
"Allah
tidak akan melihat - dengan pandangan keridhaan dan kerahmatan
|
-
kepada orang yang menarik sarungnya - yakni melemberehkannya sampai
|
menyentuh
tanah - karena maksud kecongkakan." (Muttafaq 'alaih)
|
790. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi
s.a.w. sabdanya: "Apa yang
|
ada
di bagian bawah dari kedua matakaki, maka akan dimasukkan dalam
|
neraka."
(Riwayat Bukhari)
|
791.
Dari Abu Zar r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Ada tiga macam orang
|
yang
tidak diajak bicara oleh Allah - dengan pem-bicaraan keridhaan, tetapi
|
dibicarai
dengan nada kemarahan - pada hari kiamat dan tidak pula dilihat
|
olehNya
- dengan pandangan keridhaan dan kerahmatan, serta tidak pula
|
disucikan
olehNya -yakni dosa-dosanya tidak diampuni - dan mereka itu akan
|
men-dapatkan
siksa yang menyakitkan sekali." Katanya: Rasulullah s.a.w.
|
membacakan
kalimat di atas itu sampai tiga kali banyaknya.
|
Abu
Zar kemudian berkata: "Mereka itu merugi serta menyesal sekali.
|
Siapakah
mereka itu, ya Rasulullah?" Rasulullah s.a.w. ber-sabda: "Yaitu
orang
|
yang
melemberehkan - pakaiannya sampai menyentuh tanah, orang yang
|
mengundat-undat
- yakni sehabis memberikan sesuatu seperti sedekah dan Iain-
|
Iain
lalu menyebutnyebutkan kebaikannya pada orang yang diberi itu dengan
|
maksud
mengejek orang tadi - serta orang yang melakukan barangnya -
|
maksudnya
membuat barang dagangan menjadi laku atau terjual -dengan jalan
|
bersumpah
dusta - seperti mengatakan bahwa barangnya itu amat baik sekali
|
atau
tidak ada duanya lagi." (Riwayat Muslim)
|
Dalam
riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: Almusbilu izarahu
|
yakni
yang pertama ialah orang yang melemberehkan sarungnya - sampai
|
menyentuh tanah.
|
792.
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:
|
"Melemberehkan
itu ada pada sarung, gamis dan sorban. Barangsiapa
|
yang
menarik sesuatu - yakni melemberehkan sarung, gamis atau sorban -
|
dengan
maksud kesombongan, maka Allah tidak akan melihatnya - dengan
|
pandangan
keridhaan dan kerahmatan -pada hari kiamat."
|
Diriwayatkan
oleh Imam-imam Abu Dawud dan Nasa'i dengan isnad
|
yang baik.
|
793.
Dari Abu Juraij yaitu Jabir bin Sulaim r.a., katanya: "Saya melihat ada
|
seorang
lelaki yang orang-orang semuanya sama me-ngeluarkan uraiannya
|
berpokok
pangkal dari pendapat orang tersebut. Orang itu tidak mengucapkan
|
sesuatu,
melainkan orang-orang sama
|
mengeluarkan
uraiannya dengan
|
berpedoman
dari ucapan orang tersebut. Saya bertanya: "Siapakah orang itu?"
|
Orang-orang
sama menjawab: "Itu adalah Rasuiullah s.a.w." Saya lalu
|
mengucapkan
'"Alaikas salam, ya Rasulullah," sampai dua kali. Rasulullah s.a.w.
|
lalu
bersabda: "Jangan mengucapkan: 'Alaikas-salam, sebab 'Alaikas-salam
|
adalah
sebagai penghormatan kepada orang-orang mati. Ucapkanlah: Assalamu
|
'alaik."
|
Jabir
berkata: "Saya lalu bertanya: "Apakah anda itu Rasulullah."
Beliau
|
s.a.w.
menjawab: "Ya, saya adalah Rasulullah yakni utusan Allah. Allah ialah
|
yang
apabila engkau ditimpa oleh sesuatu bahaya, kemudian engkau berdoa
|
padanya
- supaya bahaya itu dilenyapkan, maka Allah pasti melapangkan
|
engkau
dari bahaya tadi. ]uga jikalau engkau ditimpa oleh tahun paceklik -
|
bahaya
kelaparan - lalu engkau berdoa padaNya, maka Allah akan
|
menumbuhkan
tanaman-tanaman untukmu dan jikalau engkau berada di suatu
|
tanah
kersang atau di daerah yang tandus, kemudian engkau kehilangan ken-
|
daraanmu,
kemudian engkau berdoa padaNya - mohon supaya diselamatkan,
|
maka
Allah akan mengembalikan kendaraanmu itu padamu."
|
Jabir
berkata: "Saya lalu berkata: "Berilah saya suatu perjanjian yang
wajib
|
saya
penuhi!" Beliau s.a.w. bersabda: "Jangan sekali-kali engkau
mencaci-maki
|
kepada
seseorangpun."
|
Jabir
berkata: "Sesudah saat itu saya tidak pernah lagi mencaci-maki
|
kepada
siapapun, baik ia orang merdeka atau hamba sahaya, ataupun kepada
|
unta
dan kambing."
|
Beliau
s.a.w. melanjutkan sabdanya: "Janganlah engkau meremehkan
|
sedikitpun
dari perbuatan yang baik - yakni sekalipun tampaknya tidak berarti
|
dan
kurang berharga, tetapi lakukanlah itu. Hendaklah engkau berbicara dengan
|
saudaramu
dan engkau senantiasa menunjukkan muka yang manis padanya,
|
karena
sesungguhnya yang sedemikian itu termasuk perbuatan yang baik.
|
Angkatlah
sarungmu sampai kepertengahan betis, tetapi jikalau engkau enggan
|
berbuat
semacam itu, maka bolehlah sampai pada kedua matakaki. Takutlah
|
pada
perbuatan melemberehkan sarung, sebab sesung-guhnya yang sedemikian
|
itu
termasuk kesombongan dan sesung-guhnya Allah itu tidak suka kepada
|
kesombongan.
Jikalau ada seseorang yang mencaci-maki padamu atau mencela
|
dirimu
dengan sesuatu yang ia tahu bahwa cela tadi memang ada dalam dirimu,
|
maka
janganlah engkau membalas mencela padanya dengan sesuatu yang
|
engkau
tahu bahwa cela itu memang ada dalam dirinya, sebab hanyasanya
|
tanggungan-
yakni dosa - perbuatan itu adalah pada diri orang yang mencela
|
saja."
|
Diriwayatkan
oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dengan isnad
|
yang
shahih dan Imam Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan
|
shahih.
|
794.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Pada suatu ketika ada seorang
|
lelaki
bersembahyang dengan melemberehkan sarungnya lalu Rasuiullah s.a.w.
|
bersabda
padanya: "Pergilah dulu dan ber-Wudhu'lah." Kemudian orang
|
tersebut
lalu pergi dan berwudhu'. Setelah itu ia datang lagi, lalu beliau s.a.w.
|
bersabda
pula: "Pergilah dan berwudhu'lah!"Selanjutnya ada seorang lelaki
lain
|
berkata:
"Ya Rasulullah, mengapakah Tuan memerintahkan orang itu berwudhu'
|
kemudian
Tuan berdiam saja padanya - yakni tidak menyuruh apa-apa lagi
|
padanya.
Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya orang itu bersembahyang
|
dan
ia melemberehkan sarungnya dan sesungguhnya Allah itu tidak akan
|
menerima
shalatnya seseorang yang melembererikan sarungnya itu."
|
Diriwayatkan
oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang shahih atas
|
syarat Imam Muslim.
|
795.
Dari Qais bin Bisyr at-Taghlibi, katanya: "Saya diberitahu oleh
|
ayahku
dan ia adalah kawan erat pada Abuddarda', katanya: "Di Damsyik ada
|
seorang
lelaki dari golongan para sahabat Nabi s.a.w. yang bernama Ibnul
|
Handhaliyah.
Ia adalah seorang yang suka menyendiri dan jarang sekali duduk-
|
duduk
bersama dengan orang-orang banyak. Hanyasanya kerjanya ialah
|
bersembahyang
dan jikalau selesai, maka kerjanya lagi hanyalah bertasbih dan
|
bertakbir,
sehingga ia mendatangi tempat keluarganya lagi. Pada suatu ketika ia
|
berjalan
melalui kita dan kita di saat itu berada di tempat Abuddarda', kemudian
|
Abuddarda'
berkata padanya: "Berikanlah kepada kita sesuatu uraian yang
|
dapat
memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula menyebabkan
|
bahaya
bagi anda."Orang itu lalu berkata: "Pada suatu ketika Rasulullah
s.a.w.
|
mengirimkan
sepasukan tentera, lalu datang. Ada seorang lelaki yang termasuk
|
juga
dalam kalangan pasukan tadi datang terus duduk di tempat duduk yang
|
diduduki
oleh Rasulullah s.a.w. kemudian orang itu berkata kepada orang yang
|
ada
di dekatnya: "Andaikata anda mengetahui keadaan ketika kita bertemu
|
muka,
yakni kita semua dan musuh, maka ada seseorang yang menyerang
|
musuhnya
lalu menusuknya. Kemudian orang itu berkata: "Ambillah ini
|
daripada-ku.
Saya adalah anak keturunan al-Ghifari." Bagaimanakah pendapat
|
anda
dalam hal ucapannya itu?" Orang yang ada di dekatnya itu menjawab:
|
"Saya
tidak mempunyai pendapat lain, kecuali bahwa pahala orang itu sudah
|
batal
- yakni musnah karena kesombongannya dengan ucapannya tadi. Ada
|
orang
lain yang juga mendengarkannya lalu ia berkata: "Saya tidak menganggap
|
bahwa
ada sesuatu yang tidak baik karena adanya ucapannya yang sedemikian
|
tadi."
Kedua orang - yakni yang berpendapat bahwa orang yang membunuh itu
|
lenyap
pahalanya dan yang mengatakan tidak apa-apa - saling bertengkar
|
faham,
sehingga Rasulullah s.a.w. mendengar persoalan tadi, kemudian
|
bersabda:
"Maha Suci Allah! Tidak ada halangannya jikalau ia diberi pahala dan
|
dipuji."
Saya - Bisyr -melihat pada Abuddarda' dan ia merasa gembira dengan
|
keterangan
orang tersebut - yakni Ibnul Handhaliyah. Abuddarda' lalu meng-
|
angkat
kepalanya melihat orang itu dan bertanya: "Anda mendengar sendirikah
|
yang
sedemikian itu dari Rasulullah s.a.w.?" la menjawab: "Ya."
Abuddarda'
|
mengulang-ulangi
kata-katanya itu, sehingga saya pasti akan berkata:
|
"Hendaklah
ia duduk saja pada kedua lututnya."
|
Bisyr
- ayah Qais yang meriwayatkan Hadis inr - berkata: "Ibnul
|
Hanzhalah
lalu berjalan melalui kita lagi pada suatu hari yang lain. Abuddarda'
|
berkata
padanya: "Sudilah kiranya anda memberikan kepada kita suatu uraian
|
yang
dapat memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak menyebabkan
|
bahaya
kepada anda." Orang itu berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepada
|
kita:
"Orang yang memberikan perbelanjaan kepada kuda - untuk perang yaitu
|
dengan jalan menggembalanya, memberi minurn, makan dan
segala yang
|
diperlukan
dalam perawatannya - adalah sebagai orang yang membeberkan
|
tangannya
dengan mengeluarkan sedekah tanpa menggenggamnya samasekali."
|
Selanjutnya
pada hari yang lain lagi orang itu berjalan pula melalui kita, lalu
|
Abuddarda'
berkata padanya: "Sudilah kiranya anda menguraikan suatu uraian
|
yang
dapat memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula
|
membahayakan
anda." Orang itu berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda;
"Sebaik-
|
baik
orang lelaki ialah Khuraim al-Usaidi, andaikata tidak panjang rambut
|
kepalanya
dan tidak pula melemberehkan sarungnya." Sabda beliau s.a.w.
|
sampailah
pada Khuraim, lalu cepat-cepat ia mengambil pisau kemudian ia
|
memotong
rambut kepalanya dengan pisau tadi sampai pada kedua telinganya
|
serta
mengangkat sarungnya sampai di pertengahan kedua betisnya. Pada suatu
|
hari
yang lain lagi orang itu berjalan melalui kita pula, lalu Abuddarda' berkata
|
padanya:
"Sudilah kiranya anda memberikan sebuah uraian kepada kita yang
|
dapat
memberikan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula membahayakan
|
anda."
Orang itu berkata: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
|
"Sesungguhnya
engkau semua itu akan mendatangi saudara-saudaramu - yakni
|
sesama
kaum mu'minin - maka perbaguskanlah kendaraan-kendaraanmu serta
|
perbaguskan
pulalah pakaian-pakaianmu, sehingga engkau semua itu
|
merupakan
seolah-olah sebagai tahi lalat - yakni menonjol tentang keindahan
|
tubuh dan
pakaiannya - di
kalangan para manusia, karena
sesungguhnya
|
Allah
itu tidak menyukai kepada keburukan-baik dalam ucapan,
|
pakaianmu.kelakuan
dan Iain-Iain-juga tidak menyukai sesuatu yang sengaja
|
dimaksudkan untuk mengakibatkan keburukan."
|
Diriwayatkan
oleh Imam Abu Dawud isnad hasan, kecuali Qais bin Bisyr,
|
maka
para ahli Hadis berselisih tentang dapatnya ia dipercaya atau tentang
|
kelemahannya
dalam membawakan Hadis. Imam Muslim pernah meriwayatkan
|
orang ini.
|
796.
Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
|
"Cara
bersarungnya seseorang Muslim itu ialah sampai pertengahan betis
|
dan
tidak ada halangan serta tidak ada dosa untuk bersarung di antara
|
pertengahan
betis itu sampai kepada kedua matakaki. Apa yang ada di bagian
|
bawah
dari kedua matakaki, maka itulah yang akan dimasukkan dalam
|
neraka.Juga
barangsiapa yang menarik - yakni melemberehkan sarungnya
|
sampai menyentuh tanah -
|
dengan
maksud kesombongan, maksud
|
kesombongan,
maka ia tidak akan dilihat oleh Allah -dengan pandangan
|
keridhaan
dan kerahmatan."
|
Diriwayatkan
oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.
|
797.
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya
|
berjalan
melalui Rasulullah s.a.w. dan sarungku ada yang menge-
|
lembereh,
lalu beliau s.a.w. bersabda: "Hai Abdullah, angkatlah
|
sarungmu
itu!" kemudian saya mengangkatnya. Kemudian beliau
|
bersabda
lagi: "Tambahkanlah - mengangkatnya!" Lalu saya me-
|
nambahkannya.
Maka tidak henti-hentinya saya membenarkan
|
letaknya
sesudah itu." Sebagian orang-orang sama berkata: "Sampai
|
di manakah mengangkatnya?" Ibnu
|
Umar
menjawab: "Sampai pada
|
pertengahan
kedua betis." (Riwayat Muslim)
|
798.
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma pula, katanya: "Rasulullah
|
s.a.w.
bersabda: "Barangsiapayang menarik pakaiannya - yakni
|
melemberehkannya
- karena maksud kesombongan, maka Allah tidak akan
|
melihatnya
- dengan pandangan keridhaan dan kerahmatan - padanya pada hari
|
kiamat."
Ummu Salamah bertanya: "Bagaimanakah kaum wanita berbuat dengan
|
ujung
pakaiannya," maksudnya bahwa oleh sebab kaum wanita itu diperintah
|
menutupi
seluruh tubuhnya karena merupakan aurat, maka apakah melem-
|
berehkan
pakaian untuk kaum wanita itu juga berdosa? Beliau s.a.w. menjawab:
|
"Yaitu
kalau mereka melemberehkannya itu sejengkaI." la berkata: "Kalau
begitu
|
masih
dapat terbuka kaki mereka itu." Beliau s.a.w. bersabda; "Bolehlah
|
melemberehkannya
sampai se-hasta dan jangan menambahkan lagi."
|
Diriwayatkan
oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi
|
mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar